Halaman

Senin, 08 Oktober 2012

UNTUK HIDUPKU



Pagi itu mungkin pagi yang paling sejarah dalam hidupku. hari kamis legi tgl 01 januari1996, di rumah sederhana yang beralamat di tengguli grenjengan rt 03 rw 06. Dimana aku terlahir, menghirup udara dan aroma tanah untuk pertama kali. 

Dari seorang wanita yang hingga kini ku kagumi. Runi. sorang bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan yang sangat gemuk dan putih. HIDAYATUN NASHIKAH, itulah nama yang di sematkan kepada bayi lucu yang lahir tanpa bantuan seorang dukun. Tepat pukul tujuh dan mbok tarlin dukun bayi kampungku datang satu jam stelah kelahiranku. Meskipun demikian aku lahir dengan normal tanpa kekurangan suatu apapun.
Masa kecilku adalah hari – hari yang membahagia, namun karena kemanjaanku itu aku sedikit cengeng. Hari pertama menginjak di halaman sekolah ditahun 2000. aku meringkuk di belakang tubuh ibu karena sangking mindernya. Sekolah TK TA yang pertamaku hanya bertahan selama dua minggu. Namun aku tak pernah putus asa dan kembali memasuki TK TA untuk kali kedua di tahun 2001. meskipun terlambat dibandingkan teman – teman seusiaku. Dan pada tahun 2002 akhirnya aku merampungkan pembelajaran pertamaku di TK TA.
Seperti anak seusiaku semasa aku di sekolah dasar banyak pengalaman – pengalaman baru, baik itu senang ataupun susah. Di kelas aku tergolong siswa yang aktiv, nilaiku rata – rata 7 dan itu membuat guruku dekat denganku. MI TAMRINUSSIBYAN 1 TENGGULI aku bnelajar berhitung, perkalian, ilmu alam dan belajar bagaiman aklak yang terpuji.
HIDAYATUN NASHIKAH tumbuh ditengah – tengah masyarakat yang……. Itulah pada usia – usia puber aku sedikit nakal dan membangkang. Setiap hari sewaktu aku belajar di MTS Tengguli tidak jarang meninggalkan kelas. Gairah remajaku mendorongku untuk melakukkan hal – hal yang menantang. Hingga pada saat itu nilai pelajaranku semuanya jeblok.
Syukurlah allah masih memberikanku kesempatan kedua. Di tahun 2009 aku aik kelsa Sembilan dan ruangku dipisah dengan ke tiga temanku yang selalu mengajakku berbicara dan membolos. Sehingga aku sedikit lebih tenang dalam mengikuti pelajaran. “terima kasih ya allah enggkau telah membukakan jalanku” doa iku yang aku panjat ketika hari pengumuman kelulusan. Semuanya lulus. Kami bahagia.
Hari – hai pertamaku di MA NU Tengguli sangat membosankan. Perpeloncohan yang telah di hapuskan oleh Mendiknas masih tetap di gunakan saja di sini untuk menngecilkan siswa baru. “zaman sudah merdeka msih saja ada penyiksaan. Feodal”. Gerutuku. Tapi apalah daya setiap siswa baru membanta tambah satu senior yang siap mengeroyok.
Sebetulnya aku sudah memberontak dengan sisitem Mopdik yang salah kapra ini. Banyangkan bagaimana kita bias sehat jika setiap makan kami tidak diperkenankan cuci tangan. Dan alas an mereka sangat klasik. “dulu aku lebih parah dek, Cuma segini aja udah nangis”. Bentak kaka senior. Belum puas dengan itu setelah makan tak ada satu tetespun air untuk kami minum. Astagfirullah. Aku berdoa dalam hati semoga saja aku menjadi panitia dan akan aku ubah Mopdik yang lebih manusiawi.
Meskipun demikian akhirnya aku selesaikan Mopdik dengan ksatria. Dan kini MA NU tengguli menjadi sumur untuk aku timbah air ilmunya. Semoga hari – hariku selalu disertai dengan semanagt belajar.

ditulis oleh  HIDAYATUN NASHIKAH
pelajar MA. NU Tengguli

2 komentar: