Sepertinya
aku telah kagum terhadapmu. Sejak awal perkenalanku denganmu diawal tahun 2006
yang lalu. Kau begitu menggodaku, entah apa yang menarik pada dirimu namun
perasaan ini begitu kuat terhadapmu.
Awalnya aku
tak mengenalmu, bahkan tak pernah memperbincangkanmu dalam setiap celotehku.
Akupun tak pernah bertatap muka langsung denganmu. Aku hanya melihat dan
mendengar cerita tentang kebaikan – kebaikanmu dan itu cukup mebuat aku kagum
terhadapmu. Tentang perjuanganmu, pemberontakan dan tentang segala sikap
idealismu sungguh menginpirasi hidupku.
Tentunya
kau tak pernah tahu siapa aku. Jarak kita terlalu jauh. Bukan sekedar pulau
atau samudra. Tapi aku yakin aku dan kamu se-ide, sebab itulah aku merasa dekat
dengan segala pemikiran – pemikiranmu. Bahkan aku menjadi sangat kecanduan
tentang semua leteratur yang mengenai dirimu. Tak ada bosan – bosannya aku
mengulas tentang dirimu yang pemberani itu. Bahkan hobi kita sama yaitu naik
gunung. Bukan sesuatu yang kita sengaja, mungkin alam telah sepakat dengan ini
semua.
Aku
merindukan sosokmu, seseorang yang independent, progresif jika bicara kelaparan
dan kemiskinan akibat tirani. Sekarang hari – hari sangat biasa, para aktivis
nyenyak tidur di atas kasur yang empuk sementara anak – anak jalanan menggigil kedinginan
diemperan toko para cukung kelas teri. Dimanakah kau kini tak maukah kau
menjelma pada jiwaku ini. atau terlalu hinakah aku hingga kau tak mau
mewarisakan segala keberanianmu pada generasi berikutmu.
Membaca
biaografimu seolah menyelami perkenalan yang mendalam terhadap kehidupanmu.
Meski kau terlahir dari Ras Cina pranakan yang notabene hingga kini masih
dianggap orang asing meski banyak diantara meraka yang telah berganti nama dan
memilik KTP Indonesia. Demikian itu tak menyurutkan jiwa patriotism yang
pahlawan yang tanpa dipersenjatahi mampu melawan triani. Kanap kau terluapan
oleh sejarah? Sedangkan jasamu begitu besar dalam pergolakan masa transisi
Revolusi.
Ya aku tahu
siapa yang pertama menguak namamu, seorang penulis dai barat benama john Mixel
ia menulis dari buku catatanmu:>>>>>>>>>, kau telah
dilupakan kawan? Justru oleh generasi jalananmu. Genarasi parlemen jalanan yang
kau bentuk untuk menurunkan segala kediktaktoran birokrat masa itu. Kini, semua
telah mengikuti alur gerakanmu, namun sayang mereka tak mengenalmu, bahkan saya
yakin mereka tak pernah membaca karya – karyamu yang kontoversial itu.
Meski kau
masih udah namun jiwa dan pemikiranmu melampaui segala batas – batas usiamu,
disaat teman sebayamu asyik bermain dan jalan – jalan. Kau sibukkan dirimu
membaca dan melahab semua buku. Sehingga wawasan yang kau miliki terlihat
sangat menonjol dibandingkan dengan sejawatmu.
Aku
mengagumimu kawan, bukan sekedar bahwa kau adalah seorang aktivis yang berani.
Namun jauh dari pada itu, engkau adalah sosok jelmaan gandi, atau bunda Teresa.
Kau sangat peduli dengan kaum papa dengan caramu sendiri. Meski kau tak
mengumpulkan orang tunah wisama seperti bunda Teresa atau melakukan puasa
seperti yang dilakukan gadhi. Kau telah berbuat banyak dalam decade panentuan
sejarah bangsa ini.
this blog amazing! makasih rumah ilalang...
BalasHapus