Mengenang kelahiranku adalah membuka lembaran
kenangan yang mengaharukan bagi kedua orang tuaku. nafi’atun dan
suyatno sepasang suami istri belia yang tinggal bersama orang tuanya di
grenjengan karena belum cukup uang untuk membangun rumah. Meskipun demikian baik ayah
ataupunu ibuku saling mencintai dan menyayangi. Dan aku adalah bukti cinta mereka.
Tanggal 29 desember 1995 rumah kecil di grenjengan
itu Nampak sangat ramai, para ibu bergegas, sangat sibuk. Ada yang
mempersiapkan air panas di dapur, menyiapkan jarik, dan bapakku menunggu dengan
tegang di luar kamar. Semetara ibuku berjuang keras. lima jam kontraksi
bukanlah waktu yang singkat untuk pertaruhan dua hanya nyawa. “Mbok warni yang
dulu membantu ibu dalam perslinan”. Ibu mnerawang jauh ke empat belas tahun
silam.
Aku anak pertama dari buah cinta ayah dan ibuku. ina lailatul amnah nama yang cantik untuk buah hati
pertama. Sehingga segala kenangan yang membekas di segala prabot kelahiranku
diabadikan secara pribadi. Dan kelak tak akan di turunkan kepada adik – adikku.
Kedua orang tuaku adalah sepasang pekerja keras.
Ayahku bekerja di jepara sebagai tukang kayu dan ibuku membentu bekerja dengan
berjaualn di rumah. Sejak TK aku telah didik untuk Hemat dan bersahaja. Untuk
itu aku di belikan sebuah celengan berbentu bebek supaya aku menyisikan sedikit
uang sakuku untuk ditabung.
Dulu aku tergolong anak yang patuh. Setiap perintah
orang tuaku, aku laksanakan penuh kesenangan. Namun siang itu segalah lebur,
semua rasa hormatku terancam badai atau bahkan tsnami telah mengintip di
dinding emosiku. Tabungan yang selama ini aku kumpulkan raib tanpa bekas. Aku
terdiam. Lepas semua anganku untuk membeli mainan yang aku idam – idamkan.
Ibuku. Orang yang mengajari aku tentang hemat dank kejujuran. Mengambil uang
tabunagku tanpa permisi padaku. Dan sampai saat ini kenangan itu masih
menghantui. Kenapa…. Kenapa..
Masa lalu adalah sejarah,ketika mengingatnya ada
rasa haru juga kecewa. Semasa MTs dulu aku tergolong seorang gadis yang pemalu.
Lebih tepatnya tertutup. Sehingga tak satupun dari teman sekelasku mendekat dan
bersahabat denganku. Dan itu yan membuat hari – hariku mersa sangat sepi dan
jenuh. Sekolah hanya kegiatan rutinitas yang seolah wajib aku lakukan.
Di tahun terakhir menimbah ilmu di Mts NU tengguli
aku mulai belajar memberanikan diri untuk sedikit terbuka. Di tahun itulah
tuhan mengirimkan dua sahabat untukku. Nana dan saroh. Dari merekalah aku
nanyak belajr arti sebuah persahabatan. Kepada merekjalah aku meghiasi hari –
hari dengan penuh bahagia.
Kesadaran pentinganya ilmu agama, pada tahun 2011
aku memilih berenang di tengah samudra NURUL ANWAR. Seorang gadi yang sedang
tumbuh – tumbuhnya memenjarakan diri di dalam Gerbang aturang pesantren. Sebuah
pilihan yang piluh. Namun ini adalah tekat untuk kehausanku terhadap ilmu
agama.
Lulus Mts tak membuat orang tuaku segera memasungku
di dalam rumah. Seperti kartini yang tak berdaya berdiamdiri menanti lamaran di
dalam rumah. Aku oleh kedua orang tuaku dibebaskan untuk memilih jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Dan di MA NU inilah aku akan mengalahakan segala
penatku tehadap buku.
Ditulis Oleh ina lailatul amnah
Anggota Rumah belajar Ilalang
Ditulis Oleh ina lailatul amnah
Anggota Rumah belajar Ilalang
Ikutan GA saya yuukk..
BalasHapushttp://niken-bundalahfy.blogspot.com/2012/09/lovely-little-garden-first-give-away.html
uke.... thanks buat folownya....
BalasHapusgreat post rumah ilalang!
BalasHapus